Seorang oknum perwira polisi di Sumatera Utara diduga melakukan aksi pemukulan terhadap warga. Kabarnya aksi tersebut terjadi pada saat terjadi penagihan utang piutang oleh rentenir di wilayah Deliserdang, Sumut. Oknum berinisial TS dengan pangkat inspektur satu (iptu) tersebut diduga membekingi sang rentenir.
Kini nasib oknum polisi tersebut berada di ujung tanduk, sang pimpinan menyatakan akan menindak tegas sang oknum. TS yang diduga membekingi rentenir dan menganiaya warga kabarnya dipanggil Kapolresta Deliserdang AKBP Yemi Mandagi. Yemi kesal setelah tahu ada anak buahnya yang berbuat nakal, apalagi sampai menganiaya warga dan membekingi rentenir.
Kasi Propam Polresta Deliserdang Iptu Elkana mengatakan, bila ada oknum polisi yang menganiaya warga, tentu itu akan masuk ranah pidana. "Sanksinya ya sudah pidana lah itu. Sudah pemukulan kok," kata Elkana, Selasa (25/5/2021). Dia mengatakan, setiap anggota Polri harusnya patuh terhadap kode etik.
Anggota polisi tidak boleh bertindak sembarangan, apalagi sampai menganiaya masyarakat. Soal ulah Iptu TS, Elkana memastikan akan memanggil yang bersangkutan. "Sanksi nya ke kode etik juga nanti itu. Pencemaran nama baik di kepolisian," kata Elkana.
Disinggung lebih lanjut apakah dirinya tahu dengan Iptu TS, Elkana menyebut bahwa benar dia adalah anggota Polresta Deliserdang. "Sekarang dia di Sat Sabhara bertugas," kata Elkana. Terkait sikap arogan dan tindak kekerasan yang dilakukan Iptu TS terhadap warga bernama Romulo, belum diketahui pasti apakah ada kaitannya dengan penggunaan narkoba.
Sejak berita ini dimuat, tak sedikit netizen yang meminta agar Iptu TS diperiksa urinenya untuk memastikan apakah yang bersangkutan marah marah karena wataknya yang keras, atau karena konsumsi narkoba. Seorang warga di Pasar Petisah alami penganiayaan yang diduga dilakukan oknum polisi, di Jalan Sei Tuntungan Baru, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatra Utara, Senin (24/5/2021) malam. Dia mengatakan awalnya kejadian berawal dari utang piutang kakak iparnya kepada rentenir yang tinggal di Sei Tuntungan Baru.
"Jadi kan baru pulang liputan sekitar 19.00 WIB. Lalu, pas sampai di toko ku di Petisah, datang oknum ini untuk mencari kakak iparku," jelasnya. Tiba tiba saat dia ngomong sama oknum ini, lewatlah kakak iparnya dan mengatakan nanti akan diselesaikan di rumah. Karena kakak iparnya tidak punya kendaraan, ia pun turut mengantarkan sampai ke Sei Tuntung Baru menggunakan mobil.
Sesampainya di Sei Tuntungan Baru, karena merasa tidak ingin ikut campur, ia pun memilih menunggu di luar rumah. Tapi istri dan anaknya turut bersama kakak iparnya bicara dengan rentenir tersebut. "Kemudian datang oknum bersama istri rentenir menggunakan mobil. Mereka memberhentikan mobil tepat di depan gerbang. Jadi posisinya tidak bisa mengeluarkan mobil saya," ujarnya.
Lalu kakak iparnya pun mulai curiga dan menanyakan apakah oknum tersebut anggota kepolisian atau tidak. Rupanya, tidak terima oknum tersebut dan langsung ribut. "Karena kulihat ada yang tak beres, refleks lah aku masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan anak dan istriku. Tapi dua dari tiga oknum tiba tiba mengadang untuk masuk ke rumah," sebutnya. Romulo pun berusaha keras untuk menerobos, aksi saling dorong tentunya terjadi.
Alhasil, ia pun terkena pukulan dan dirinya pun melakukan perlawanan. Terakhir, Romulo pun memaksa istri dan anaknya untuk keluar beserta kakak iparnya. "Pas kuamankan anakku, tiba tiba oknum ini tidak mengizinkan aku keluarkan mobil dan malah pergi naik Grab sama rentenir ke Medan Baru buat laporan soal utang piutang mereka," sebutnya.
Dia pun merasa kesal atas kejadian itu dan langsung melaporkan ke Polrestabes Medan adanya unsur dugaan penganiayaan yang dialaminya. Diketahui, sampai saat ini mobilnya pun masih berada di Sei Tuntungan Baru, rumah dari pihak rentenir. Terdengar kakak iparnya mengatakan, Jadi kalau aparat kalian kenapa rupanya?"
"Mau kalian tiga kita tahan di sini?" balas lelaki berbadan kekar yang diduga oknum polisi dengan wajah amarah. "Ya silahkan silahkan ada urusan apa saya dengan bapak?" jawab kakak ipar Romulo. Kemudian oknum itu pun coba merampas handphone wanita tersebut karena membuat video pembicaraan mereka.
Dia menegaskan jangan coba coba untuk mengancam. Sentak oknum itu langsung seperti menyerang wanita tersebut. Kemudian Romulo pun bertindak untuk melindungi dan bertikai dengan petugas tersebut sampai ke halaman rumah.
Terdengar suara tangisan anak kecil dan wanita yang mengatakan untuk segera pulang.