Yenny Wahid, putri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, turut terperangkap di Yogyakarta akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang terus diperpanjang pemerintah. Namun Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) itu tak lantas berdiam diri.
Kondisi PPKM justru membuat perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh itu punya aktualisasi berbeda pada kegiatannya. Salah satunya membuat Gerakan Sebisanya yang berfokus memberikan bantuan makanan bagi pasien isolasi mandiri (isoman) yang terpapar Covid-19.
“Ya karena sangat terbatas ketika PPKM ini membuat saya melakukan inkubasi ide-ide,” ujar Yenny di sela menggelar vaksinasi Covid-19 untuk warga Taraman, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Dari Gerakan Sebisanya itu, Yenny mengorganisir relawan untuk memberi bantuan masyarakat yang harus menjalani isolasi mandiri.
“Tiap hari dari gerakan ini kami mengirimkan bantuan 150 paket nasi ke warga yang melakukan isolasi mandiri,” ujar perempuan yang juga menjabat Direktur Wahid Foundation itu.
Kabupaten Sleman sendiri menjadi wilayah teratas di DIY untuk penularan kasus Covid-19 sejak wabah itu merebak Maret 2021. Catatan pemerintah setempat, hingga pekan ini ada 6.000 lebih warga di Sleman yang menjalani isolasi dan 90 persennya berlokasi di rumah.
Selain memberi dukungan pada warga yang isolasi mandiri, Yenny selama di Yogya juga berupaya menggalang kooordinasi berbagai pihak untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. “Vaksinasi massal hari ini juga kerja sama dengan TNI dan Kementerian Kesehatan, totalnya ada 1.000 vaksin yang disuntikkan untuk warga Taraman Sleman,” kata Yenny.
Komisaris Independen PT Garuda Indonesia ini menganggap vaksinasi Covid-19 perlu didorong terus agar kian menjangkau daerah yang belum tersentuh vaksinasi seperti Taraman Sleman itu. “Dalam vaksinasi ini, kami hanya membantu memfasilitasi pelaksanaannya. Warga di Taraman ini sejauh ini memang belum vaksinasi,” ujarnya. Ia berharap kesehatan warga lebih terjaga dan mencegah terjadi perburukan atau gejala berat jika terinfeksi.
Berada di Yogya selama PPKM, Yenny mengakui kembali melakukan beberapa hal yang dulu sempat sering dilakukannya ketika mendampingi Gus Dur saat memmpin negara. “Saya jadi sering membuat sketsa wajah dan jadi sering bertemu teman teman seniman serta tokoh yang memang banyak tinggal di Yogya,” kata Yenny.
Yenny Wahid bersyukur di bulan perayaan kemerdekaan ini, masyarakat masih diberi kesehatan sehingga bisa merayakannya dengan khidmat dan rasa gembira bersama meski dalam keprihatinan akibat pandemi Covid-19. “Sekarang saatnya saling menguatkan kembali elemen kemanusiaan kita, elemen solidaritas, elemen toleransi, elemen kebersamaan kita sebagai bangsa,” ujar Yenny.
PRIBADI WICAKSONO